Jenis usaha dengan modal kecil menjadi sasaran pelarian para pencari kerja yang belum juga memperoleh pekerjaan. Usaha dengan modal kecil menjadi pilihan utama mereka dikarenakan tidak semua orang dapat memperoleh pinjaman modal dengan jumlah yang besar. Hanya bermodalkan harta yang dimilikinya, seseorang dapat membuka peluang usaha yang sekiranya memiliki pasaran yang bagus.
Minggu, 09 Desember 2012
Mudahnya Berwirausaha
Jenis usaha dengan modal kecil menjadi sasaran pelarian para pencari kerja yang belum juga memperoleh pekerjaan. Usaha dengan modal kecil menjadi pilihan utama mereka dikarenakan tidak semua orang dapat memperoleh pinjaman modal dengan jumlah yang besar. Hanya bermodalkan harta yang dimilikinya, seseorang dapat membuka peluang usaha yang sekiranya memiliki pasaran yang bagus.
Sabtu, 17 November 2012
Tes Wawancara Itu Mudah
Wawancara adalah bagian dari proses penerimaan karyawan yang
sering kali membuat banyak orang merasa ketar-ketir. Berbeda dengan proses
lainnya misalnya psikotes atau tes keterampilan yang mungkin masih bisa
ditebak, wawancara sama sekali tidak terduga, baik mengenai karakter
pewawancara maupun pertanyaan yang akan diajukan.
Satu hal yang pasti, proses wawancara mempunyai tujuan tertentu.
Bisa saja dimaksudkan untuk lebih mengetahui keterampilan teknis yang dimiliki
pelamar, mengetahui kepribadian pelamar, atau sekadar mengetahui kemampuan
pelamar menangani berbagai situasi yang berbeda.
Wawancara…biasanya dilakukan untuk
melengkapi hasil tes tertulis. Hal-hal yang tidak mungkin diperoleh dari tes
tertulis akan digali melalui proses wawancara. Dalam hal ini, Anda dituntut
untuk benar-benar menguasai bidang pekerjaan yang Anda lamar, sehingga pertanyaan
apa pun yang diajukan dapat dijawab dengan memuaskan. Meski sama-sama menguji
pengetahuan, namun wawancara sedikit lebih sulit karena Anda harus mampu
mengungkapkan pengetahuan tersebut secara verbal.
50 Karakter Pria yang Sesungguhnya
1. Sebenarnya pria tak mencari wanita yang cantik, yang dicari
adalah wanita yang enak dilihat dan mempesona. (Untuk itu, ia selalu meminta
Anda berdandan. Bukan karena ia mata keranjang, tetapi mereka ingin Anda
terlihat mempesona)
2. Pria sangat benci dikhianati. (Walau mereka egois, keras, dan
sok kuat, tetapi mereka adalah makhluk yang rapuh)
3. Detik ini ia menyukai Anda, beberapa detik kemudian, ia lupa
dan malah asyik bersama teman-temannya. (Hal ini wajar, tetapi bukan berarti
Anda tak pernah ada di hatinya)
4. Jika ia mengatakan “Ya, memang aku nggak ngerti kamu,” itu
artinya pemikiran dia dan Anda berbeda. (Bukan berarti tak bisa bersatu, tetapi
coba untuk saling memahami satu sama lain)
5. Dalam sehari, ia akan sibuk bermain dan menjalani aktivitasnya
bersama teman-temannya. Tetapi percayalah, saat ia bersiap untuk tidur, Anda
selalu terbersit di dalam benaknya. (Dan percayalah, mereka suka senyum-senyum
sendiri saat membayangkan betapa cantiknya Anda hari ini)
6. “Kamu lagi ngapain?” atau “Sudah makan belum?” adalah kalimat
yang paling sering diucapkan pria saat di telepon. (Mereka memang bukan makhluk
yang pandai berbasa-basi, tetapi mereka sungguh ingin tahu semua hal detail
soal Anda)
Kamis, 21 Juni 2012
WUDHU YANG BAIK DAN BENAR MENURUT AJARAN RASULULLAH
TATA CARA WUDHU RASULULLAH
1. Memulai wudhu’ dengan niat.
Niat artinya menyengaha dengan
kesungguhan hati untuk mengerjakan wudhu’ karena melaksanakan perintah Allah
swt dan mengikuti perintah Rasul-Nya saw.
Ibnu Taimiyah berkata: “Menurut
kesepakatan para imam kaum muslimin, tempat niat itu di hati bukan lisan dalam
semua masalah ibadah, baik bersuci, shalat, zakat, puasa, haji, memerdekakan
budak, berjihad dan lainnya. Karena niat adalah kesengajaan dan kesungguhan
dalam hati. (Majmu’atu ar-Rasaaili
al-Kubra, I/243)
Rasulullah saw menerangkan
bahwa segala perbuatan tergantung kepada niatnya, dan seseorang akan
mendapatkan balasan menurut apa yang diniatkannya… (HSR. Bukhari dalam Fathul Baary, 1:9; Muslim, 6:48).
2. Tasmiyah (membaca bismillah)
Beliau memerintahkan membaca
bismillah saat memulai wudhu’. Beliau bersabda:
Tidak sah/sempurna wudhu’
sesorang jika tidak menyebut nama Allah, (yakni bismillah) (HR. Ibnu Majah, 339; Tirmidzi, 26; Abu Dawud,
101. Hadits ini Shahih, lihat Shahih
Jami’u ash-Shaghir, no. 744).
Abu Bakar, Hasan Al-Bashri dan
Ishak bin Raahawaih mewajibkan membaca bismillah saat berwudhu’. Pendapat ini
diikuti pula oleh Imam Ahmad, Ibnu Qudamah serta imam-imam yang lain, dengan
berpegang pada hadits dari Anas tentang perintah Rasulullah untuk membaca
bismillah saat berwudhu’. Rasulullah saw bersabda: “Berwudhu’lah kalian dengan membaca bismillah!” (HSR. Bukhari, I:
236, Muslim, 8: 441 dan Nasa’i, no. 78)
Dengan ucapan Rasulullah saw: ”Berwudhu’lah kalian dengan membaca bismillah” maka
wajiblah tasmiyah itu.
Adapun bagi orang yang lupa hendaknya dia membaca bismillah ketika dia ingat.
Wallahu a’lam.
3. Mencuci kedua telapak tangan
Bahwa Rasulullah saw mencuci
kedua telapak tangan saat berwudhu’ sebanyak tiga kali. Rasulullah saw juga
membolehkan mengambil air dari bejana dengan telapak tangan lalu mencuci kedua telapak
tangan itu. Tetapi Rasulullah melarang bagi orang yang bangun tidur mencelupkan tangannya
ke dalam bejana kecuali setelah mencucinya. (HR.
Bukhari-Muslim)
4. Berkumur-kumur dan menghirup air ke hidung
Yaitu mengambil air sepenuh
telapak tangan kanan lalu memasukkan air kedalam hidung dengan cara
menghirupnya dengan sekali nafas sampai air itu masuk ke dalam hidung yang
paling ujung, kemudian menyemburkannya dengan cara memencet hidung dengan
tangan kiri. Beliau melakukan perbuatan ini dengan tiga kali cidukan air. (HR. Bukhari-Muslim. Abu Dawud no. 140)
Imam Nawawi berkata: “Dalam
hadits ini ada penunjukkan yang jelas bagi pendapat yang shahih dan terpilih,
yaitu bahwasanya berkumur dengan menghirup air ke hidung dari tiga cidukan dan
setiap cidukan ia berkumur dan menghirup air ke hidung, adalah sunnah. (Syarah Muslim, 3/122).
Demikian pula Rasulullah saw
menganjurkan untuk bersungguh-sungguh menghirup air ke hidung, kecuali dalam
keadaan berpuasa, berdasarkan hadits Laqith bin Shabrah. (HR. Abu Dawud, no. 142; Tirmidzi, no. 38,
Nasa’i )
5. Membasuh muka sambil menyela-nyela jenggot.
Yakni mengalirkan air keseluruh
bagian muka. Batas muka itu adalah dari tumbuhnya rambut di kening sampai
jenggot dan dagu, dan kedua pipi hingga pinggir telinga. Sedangkan Allah
memerintahkan kita:
”Dan basuhlah muka-muka kamu.” (Al-Maidah: 6)
Imam Bukhari dan Muslim
meriwayatkan dari Humran bin Abaan, bahwa cara Nabi saw membasuh mukanya saat
wudhu’ sebanyak tiga kali”. (HR Bukhari, I/48), Fathul Bari, I/259. no.159 dan Muslim I/14)
Setalah Nabi saw membasuh
mukanya beliau mengambil seciduk air lagi (di telapak tangan), kemudian
dimasukkannya ke bawah dagunya, lalu ia menyela-nyela jenggotnya, dan beliau
bersabda bahwa hal tersebut diperintahkan oleh Allah swt. (HR. Tirmidzi no.31, Abu Dawud, no. 145;
Baihaqi, I/154 dan Hakim, I/149, Shahih Jaami’u ash-Shaghir no. 4572).
6. Membasuh kedua tangan sampai
siku
Menyiram air pada tangan sampai
membasahi kedua siku, Allah swt berfirman:
”Dan bashlah tangan-tanganmu sampai siku” (Al-Maaidah:
6)
Rasulullah membasuh tangannya
yang kanan sampai melewati sikunya, dilakukan tiga kali, dan yang kiri demikian
pula, Rasulullah mengalirkan air dari sikunya (Bukhari-Muslim, HR. Daraquthni, I/15, Baihaqz, I/56)
Rasulullah juga menyarankan
agar melebihkan basuhan air dari batas wudhu’ pada wajah, tangan dan kaki agar
kecemerlangan bagian-bagian itu lebih panjang dan cemerlang pada hari kiamat
(HR. Muslim I/149)
7. Mengusap kepala, telinga dan sorban
Mengusap kepala, haruslah
dibedakan dengan mengusap dahi atau sebagian kepala. Sebab Allah swt
memerintahkan:
”Dan usaplah kepala-kepala kalian…” (Al-Maidah: 6).
Rasulullah mencontohkan tentang
caranya mengusap kepala, yaitu dengan kedua telapak tangannya yang telah
dibasahkan dengan air, lalu ia menjalankan kedua tangannya mulai dari bagian
depan kepalanya ke belakangnya tengkuknya kemudian mengambalikan lagi ke depan
kepalanya. (HSR. Bukhari, Muslim, no.
235 dan Tirmidzi no. 28 lih. Fathul Baari, I/251)
Setelah itu tanpa mengambil air
baru Rasulullah langsung mengusap kedua telingannya. Dengan cara memasukkan
jari telunjuk ke dalam telinga, kemudian ibu jari mengusap-usap kedua daun
telinga. Karena Rasulullah bersabda: ”Dua
telinga itu termasuk kepala.” (HSR.
Tirmidzi, no. 37, Ibnu Majah, no. 442 dan 444, Abu Dawud no. 134
dan 135, Nasa’i no. 140)
Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Ahadits adh-Dha’ifah, no.
995 mengatakan: “Tidak terdapat di dalam sunnah (hadits-hadits nabi saw) yang
mewajibkan mengambil air baru untuk mengusap dua telinga. Keduanya diusap
dengan sisa air dari mengusap kepala berdasarkan hadits Rubayyi’:
Bahwasanya Nabi saw mengusap
kepalanya dengan air sisa yang ada di tangannya. (HR. Abu Dawud dan lainnya
dengan sanad hasan)
Dalam mengusap kepala
Rasulullah melakukannya satu kali, bukan dua kali dan bukan tiga kali. Berkata
Ali bin Abi Thalib ra : “Aku melihat Nabi saw mengusap kepalanya satu kali.
(lihat _Shahih Abu Dawud, no. 106). Kata Rubayyi bin Muawwidz: “Aku pernah
melihat Rasulullah saw berwudhu’, lalu ia mengusap kepalanya yaitu mengusap
bagian depan dan belakang darinya, kedua pelipisnya, dan kedua telinganya satu
kali.“ (HSR Tirmidzi, no. 34 dan Shahih
Tirmidzi no. 31)
Rasulullah saw juga mencontohkan
bahwa bagi orang yang memakai sorban atau sepatu maka dibolehkan untuk tidak
membukanya saat berwudhu’, cukup dengan menyapu diatasnya, (HSR. Bukhari dalam Fathul Baari I/266 dan
selainnya) asal saja sorban dan sepatunya itu dipakai saat shalat,
serta tidak bernajis.
Adapun peci/kopiah/songkok
bukan termasuk sorban, sebagaimana dijelaskan oleh para Imam dan tidak boleh
diusap diatasnya saat berwudhu’ seperti layaknya sorban. Alasannya karena:
1.
Peci/kopiah/songkok
diluar kebiasaan dan juga tidak menutupi seluruh kepala.
2.
Tidak
ada kesulitan bagi seseorang untuk melepaskannya.
Adapun Kerudung, jilbab bagi
wanita, maka dibolehkan untuk mengusap diatasnya, karena ummu Salamah (salah
satu isteri Nabi) pernah mengusap jilbabnya, hal ini disebutkan oleh Ibnu
Mundzir. (Lihat al-Mughni,
I/312 atau I/383-384).
8. Membasuh kedua kaki sampai
kedua mata kaki
Allah swt berfirman: ”Dan basuhlah kaki-kakimu hingga dua mata kaki”
(Al-Maidah: 6)
Rasulullah menyuruh umatnya
agar berhati-hati dalam membasuh kaki, karena kaki yang tidak sempurna cara
membasuhnya akan terkena ancaman neraka, sebagaimana beliau mengistilahkannya
dengan tumit-tumit neraka.
Beliau memerintahkan agar membasuh kaki sampai kena mata kaki bahkan beliau
mencontohkan sampai membasahi betisnya. Beliau mendahulukan kaki kanan dibasuh
hingga tiga kali kemudian kaki kiri juga demikian. Saat membasuh kaki
Rasulullah menggosok-gosokan jari kelingkingnya pada sela-sela jari kaki. (HSR. Bukhari; Fathul Baari, I/232 dan Muslim,
I/149, 3/128)
Imam Nawai di dalam Syarh Muslim berkata. “Maksud Imam
Muslim berdalil dari hadits ini menunjukkan wajibnya membasuh kedua kaki, serta
tidak cukup jika dengan cara mengusap saja.”
Sedangkan pendapat
menyela-nyela jari kaki dengan jari kelingking tidak ada keterangan di dalam
hadits. Ini hanyalah pendapat dari Imam Ghazali karena ia mengqiyaskannya
dengan istinja’.
Rasulullah saw bersabda:
“…barangsiapa diantara kalian yang sanggup, maka hendaklahnya ia memanjangkan
kecermerlangan muka, dua tangan dan kakinya.” (HSR. Muslim, 1/149 atau Syarah
Shahih Muslim no. 246)
9. Tertib
Semua tatacara wudhu’ tersebut
dilakukan dengan tertib (berurutan) muwalat (menyegerakan dengan basuhan
berikutnya) dan disunahkan tayaamun (mendahulukan yang kanan atas yang kiri)
[Bukhari-Muslim]
Dalam penggunaan air hendaknya
secukupnya dan tidak berlebihan, sebab Rasulullah pernah mengerjakan dengan
sekali basuhan, dua kali basuhan atau tiga kali basuhan [Bukhari]
10. Berdoa
Yakni membaca do’a yang
diajarkan Nabi saw:
“Asyahdu anlaa ilaa ha illalah wa asyhadu anna Muhammadan ‘abdullahi wa rasuulahu. Allahummaj ‘alni minattawwabiina waja’alni minal mutathohhiriin (HR. Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, Ibnu Majah)
Dan ada beberapa bacaan lain
yang diriwayatkan dari Nabi saw.
Semoga tulisan ini menjadi
risalah dalam berwudhu’ yang benar serta merupakan pedoman kita sehari-hari.
Maraji’:
1. Sifat
Wudhu’ Nabi saw, Syaikh Fadh asy Syuwaib.
2. At-Tadzkirah,
Syaikh Ali Hasan al-Halabi al-Atsari
Al-Hujjah
Risalah No: 27 / Thn IV / 1422H
SIFAT WUDHU’ RASULULLAH
SIFAT
WUDHU’ NABI
Shallallahu
‘alaihi wa Salam
Secara
syri’at wudhu’ ialah menggunakan air
yang suci untuk mencuci anggota-anggota tertentu yang sudah diterangkan dan
disyari’at kan Allah Azza wajalla. Allah memerintahkan:
Hai
orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak melakukan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan
sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan , kedua mata-kaki
(Al-Maaidah:6).
Allah
tidak akan menerima shalat seseorang sebelum ia berwudhu’ (HSR. Bukhari di
Fathul Baari, I/206; Muslim, no.255 dan imam lainnya).
Rasulullah
juga mengatakan bahwa wudhu’ merupakan kunci
diterimanya shalat. (HSR. Abu
Dawud, no. 60).
Utsman
bin Affan ra berkata: “Barangsiapa
berwudhu’ seperti yang dicontohkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam , niscaya akan diampuni
dosa-dosanya yang telah lalu, dan perjalanannya menuju masjid dan shalatnya
sebagai tambahan pahala baginya” (HSR.
Muslim, I/142, lihat Syarah Muslim, III/13).
Mini Truck SMKN 4 telah melampaui Mobil ESEMKA
BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta bakal mengalokasikan dana, untuk riset pemberian nama hasil kreasi siswa SMKN 4 yang membuat mini truck.
Pemprov DKI menyatakan, mobil tersebut telah lulus uji emisi, yang tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Kementerian Perhubungan.
Gubernur DKI Fauzi Bowo mengatakan, pihaknya mendukung pendanaan riset untuk pemberian nama mini truck SMKN 4, yang kelak akan punya nama untuk dipasarkan secara komersil. Menurutnya, rencana pendanaan riset pemberian nama menunjukkan Pemprov DKI peduli pada pendidikan di Jakarta...
Pemprov DKI menyatakan, mobil tersebut telah lulus uji emisi, yang tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Kementerian Perhubungan.
Gubernur DKI Fauzi Bowo mengatakan, pihaknya mendukung pendanaan riset untuk pemberian nama mini truck SMKN 4, yang kelak akan punya nama untuk dipasarkan secara komersil. Menurutnya, rencana pendanaan riset pemberian nama menunjukkan Pemprov DKI peduli pada pendidikan di Jakarta...
Senin, 18 Juni 2012
MENJAJAH BANGSA MELALUI AKHLAK RENDAH
Pada zaman ini kita
merasa bahwa negara kita telah merdeka dari penjajahan.namun, tanpa disadari
bangsa kita masih terus dijajah oleh bangsa lain.Apalagi bangsa kita, bangsa
Indonesia yang penduduknya lebih dominan menganut agam islam.saat ini
penjajahan memang tidak dilakukan secara terang-terangan seperti melalui
peperangan namun penjajahan yang dilakukan saat ini dengan merusak moral bangsa
sehingga akibatnya lebih fatal dibandingkan sebuah peperangan.maka dari itu,
saat ini akhlak menjadi sutu pioritas utama yang sangat penting.
Ahlus Sunnah Wal Jama'ah
Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
Istilah ini pertama kali muncul berdasarkan hadis Nabi tentang Iftiraq (perpecahan umat) :
“umatku ini akan terpecah-belah menjadi tujuh puluh tiga kelompok, semuanya akan masuk neraka kecuali satu saja. Para sahabat bertanya : “Siapa mereka itu wahai Rasulullah ?” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : “Mereka itu yang mengikuti sunnahku dan jamaah para sahabatku pada hari ini” [HR Tirmidzi dan Ath-Thabrani]
Ahlus Sunnah = mengikuti sunnah Nabi
Wal Jama’ah = dan jama’ah para sahabat, serta selalu bersatu dalam jama’ah kaum muslimin....
Istilah ini pertama kali muncul berdasarkan hadis Nabi tentang Iftiraq (perpecahan umat) :
“umatku ini akan terpecah-belah menjadi tujuh puluh tiga kelompok, semuanya akan masuk neraka kecuali satu saja. Para sahabat bertanya : “Siapa mereka itu wahai Rasulullah ?” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : “Mereka itu yang mengikuti sunnahku dan jamaah para sahabatku pada hari ini” [HR Tirmidzi dan Ath-Thabrani]
Ahlus Sunnah = mengikuti sunnah Nabi
Wal Jama’ah = dan jama’ah para sahabat, serta selalu bersatu dalam jama’ah kaum muslimin....
NAHDLATUL ULAMA ( NU )
NAHDLATUL ULAMA : Mengantar Kiai untuk RI-1
Nahdlatul Ulama (NU) berarti kebangkitan ulama. Dibidangi oleh tokoh-tokoh ulama seperti Hadhratus Syekh Kiai Haji Muhammad Hasyim Asy�ari (1871-1947) dan KH. Abdul Wahab Hasbullah (1888-1971). NU lahir pada tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya dan kini menjadi salah satu organisasi dan gerakan Islam terbesar di Indonesia.
NU lahir dari Komite Hijaz yang bertujuan mengupayakan berlakunya ajaran Islam yang berhaluan Ahlu Sunnah wal Jamaah dan penganut salah satu mazhab yang empat (Hanafi, Syafi�i, Hanbali dan Maliki). Sebagian besar yang mendominasi gerakan ini adalah mazhab Syafi�i....
Nahdlatul Ulama (NU) berarti kebangkitan ulama. Dibidangi oleh tokoh-tokoh ulama seperti Hadhratus Syekh Kiai Haji Muhammad Hasyim Asy�ari (1871-1947) dan KH. Abdul Wahab Hasbullah (1888-1971). NU lahir pada tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya dan kini menjadi salah satu organisasi dan gerakan Islam terbesar di Indonesia.
NU lahir dari Komite Hijaz yang bertujuan mengupayakan berlakunya ajaran Islam yang berhaluan Ahlu Sunnah wal Jamaah dan penganut salah satu mazhab yang empat (Hanafi, Syafi�i, Hanbali dan Maliki). Sebagian besar yang mendominasi gerakan ini adalah mazhab Syafi�i....
MUHAMMADIYAH
MUHAMMADIYAH
: Meretas Jalan Baru Untuk Indonesia
Muhammadiyah, salah satu organisasi Islam terbesar yang masih eksis hingga kini, didirikan oleh KH. Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 (18 November 1912) di Yogyakarta....
Muhammadiyah, salah satu organisasi Islam terbesar yang masih eksis hingga kini, didirikan oleh KH. Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijah 1330 (18 November 1912) di Yogyakarta....
7 Yang UTAMA
Tujuh golongan
Dari Abu Hurairah ra , Nabi
bersabda, “Tujuh golongan yang Allah
berikan naungan-Nya,di hari ketika tiada naungan selin naungan-Nya, yaitu
pemimpin yang adil, pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah,Seseorang yang
hatinya senantiasa terkait dengan masjid, dua orang yang saling mencintai
karena Allah,bertemu dan berpisah karena-Nya,lelaki yang diajak berbuat maksiat
oleh wanita yang memiliki keindahan dan kecantikan , lalu ia berkata , Aku
takut kepada Allah.”Seseorang yang bersedekah, ia menyembunyikannya
sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan
kanannya, dan seseorang yang mengingat Allah dalam kesendirian kemudian bercucuran
air matanya.”(Muttafaq alaih)....
Fakta Alam Semesta Dalam Al Qur'an
Satu fakta tentang alam semesta sebagaimana
dinyatakan dalam Al Qur’an adalah bahwa langit terdiri atas tujuh lapis.
"Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang
ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya
tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (Al Qur'an, 2:29)
"Kemudian Dia menuju langit, dan langit itu
masih merupakan asap. Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan
Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya." (Al Qur'an, 41:11-12)...
Kata "langit", yang kerap kali muncul di
banyak ayat dalam Al Qur’an, digunakan untuk mengacu pada "langit"
bumi dan juga keseluruhan alam semesta. Dengan makna kata seperti ini, terlihat
bahwa langit bumi atau atmosfer terdiri dari tujuh lapisan.
Saat ini benar-benar diketahui bahwa atmosfir bumi
terdiri atas lapisan-lapisan yang berbeda yang saling bertumpukan. Lebih dari
itu, persis sebagaimana dinyatakan dalam Al Qur’an, atmosfer terdiri atas tujuh
lapisan. Dalam sumber ilmiah, hal tersebut diuraikan sebagai berikut:
Para ilmuwan menemukan bahwa atmosfer terdiri diri
beberapa lapisan. Lapisan-lapisan tersebut berbeda dalam ciri-ciri fisik,
seperti tekanan dan jenis gasnya. Lapisan atmosfer yang terdekat dengan bumi
disebut TROPOSFER. Ia membentuk sekitar 90% dari keseluruhan massa atmosfer.
Lapisan di atas troposfer disebut STRATOSFER. LAPISAN OZON adalah bagian dari
stratosfer di mana terjadi penyerapan sinar ultraviolet. Lapisan di atas
stratosfer disebut MESOSFER. . TERMOSFER berada di atas mesosfer. Gas-gas
terionisasi membentuk suatu lapisan dalam termosfer yang disebut IONOSFER.
Bagian terluar atmosfer bumi membentang dari sekitar 480 km hingga 960 km.
Bagian ini dinamakan EKSOSFER. .
(Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 319-322)
(Carolyn Sheets, Robert Gardner, Samuel F. Howe; General Science, Allyn and Bacon Inc. Newton, Massachusetts, 1985, s. 319-322)
Jika kita hitung jumlah lapisan yang dinyatakan
dalam sumber ilmiah tersebut, kita ketahui bahwa atmosfer tepat terdiri atas
tujuh lapis, seperti dinyatakan dalam ayat tersebut.
1. Troposfer
2. Stratosfer
3. Ozonosfer
4. Mesosfer
5. Termosfer
6. Ionosfer
7. Eksosfer
Keajaiban penting lain dalam hal ini disebutkan
dalam surat Fushshilat ayat ke-12, "… Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit
urusannya." Dengan kata lain, Allah dalam ayat ini menyatakan bahwa Dia
memberikan kepada setiap langit tugas atau fungsinya masing-masing. Sebagaimana
dapat dipahami, tiap-tiap lapisan atmosfir ini memiliki fungsi penting yang
bermanfaat bagi kehidupan umat manusia dan seluruh makhluk hidup lain di Bumi.
Setiap lapisan memiliki fungsi khusus, dari pembentukan hujan hingga
perlindungan terhadap radiasi sinar-sinar berbahaya; dari pemantulan gelombang
radio hingga perlindungan terhadap dampak meteor yang berbahaya.
Salah satu fungsi ini, misalnya, dinyatakan dalam
sebuah sumber ilmiah sebagaimana berikut:
Atmosfir bumi memiliki 7 lapisan. Lapisan terendah
dinamakan troposfir. Hujan, salju, dan angin hanya terjadi pada troposfir.
(http://muttley.ucdavis.edu/Book/Atmosphere/beginner/layers-01.html)
(http://muttley.ucdavis.edu/Book/Atmosphere/beginner/layers-01.html)
Adalah sebuah keajaiban besar bahwa fakta-fakta
ini, yang tak mungkin ditemukan tanpa teknologi canggih abad ke-20, secara
jelas dinyatakan oleh Al Qur’an 1.400 tahun yang lalu.
Niat Dalam Hukum Islam
NIAT
Hukum niat
Hukum niat
adalah wajib berasal dari hadist "innamal 'amalu bin niyyati"
(sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung dari niatnya), yg diriwayatkan
oleh Imam Bukhari sebagai dasar pengerjaan suatu amal. Dan semua ulama sepakat
bahwa niat sebelum melakukan amal perbuatan ibadah adalah wajib.
Tetapi yg dipermasalahkan adalah
apakah MELAFADZKAN NIAT atau BACAAN NIAT itu disyari'atkan oleh Rasulullah
Shalallahu 'alaihi wa sallam, serta diikuti oleh para sahabat dan ulama salaf ???
Minggu, 17 Juni 2012
Sejarah Ibnu Sina
Ibnu Sina (980-1037) dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter kelahiran Persia (sekarang sudah menjadi bagian Uzbekistan). Ia juga seorang penulis yang produktif dimana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan pengobatan. Bagi banyak orang, beliau adalah "Bapak Pengobatan Modern" dan masih banyak lagi sebutan baginya yang kebanyakan bersangkutan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya yang sangat terkenal adalah Qanun fi Thib yang merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.
Ibnu Sina bernama lengkap Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā (Persia ابوعلى سينا Abu Ali Sina atau dalam tulisan arab : أبو علي الحسين بن عبد الله بن سينا). Ibnu Sina lahir pada 980 di Afsyahnah daerah dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan (kemudian Persia), dan meninggal pada bulan Juni1037 di Hamadan, Persia (Iran).
Dia adalah pengarang dari 450 buku pada beberapa pokok bahasan besar. Banyak di antaranya memusatkan pada filosofi dan kedokteran. Dia dianggap oleh banyak orang sebagai "bapak kedokteran modern." George Sarton menyebut Ibnu Sina "ilmuwan paling terkenal dari Islam dan salah satu yang paling terkenal pada semua bidang, tempat, dan waktu." pekerjaannya yang paling terkenal adalah The Book of Healing dan The Canon of Medicine, dikenal juga sebagai sebagai Qanun (judul lengkap: Al-Qanun fi At Tibb).
Ibnu Sina merupakan seorang filsuf, ilmuwan, dokter dan penulis aktif yang lahir di jaman keemasan Peradaban Islam. Pada jaman tersebut ilmuwan-ilmuwan muslim banyak menerjemahkan teks ilmu pengetahuan dari Yunani, Persia dan India. Teks Yunani dari jaman Plato, sesudahnya hingga jaman Aristoteles secara intensif banyak diterjemahkan dan dikembangkan lebih maju oleh para ilmuwan Islam. Pengembangan ini terutama dilakukan oleh perguruan yang didirikan oleh Al-Kindi. Pengembangan ilmu pengetahuan di masa ini meliputi matematika, astronomi, Aljabar, Trigonometri, dan ilmu pengobatan.[1]. Pada jaman Dinasti Samayid dibagian timur Persian wilayah Khurasan dan Dinasti Buyid dibagian barat Iran dan Persian memberi suasana yang mendukung bagi perkembangan keilmuan dan budaya. Di jaman Dinasti Samaniyah, Bukhara dan Baghdad menjadi pusat budaya dan ilmu pengetahun dunia Islam.[2]
Ilmu ilmu lain seperti studi tentang AlQuran dan Hadist berkembang dengan perkembangan dengan suasana perkembangan ilmiah. Ilmu lainya seperti ilmu filsafat, Ilmu Fikih, Ilmu Kalam sangat berkembang dengan pesat. Pada masa itu Al-Razi dan Al-Farabi menyumbangkan ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu pengobatan dan filsafat. Pada masa itu Ibnu Sina memiliki akses untuk belajar di perpustakaan besar di wilayah Balkh, Khwarezmia, Gorgan, Kota Ray, Kota Isfahan dan Hamedan. Selain fasilitas perpustakaan besar yang memiliki banyak koleksi buku, pada masa itu hidup pula beberapa ilmuwan muslim seperti Abu Raihan Al-Biruni seorang astronom terkenal, Aruzi Samarqandi, Abu Nashr Mansur seorang matematikawan terkenal, Abu al-Khayr Khammar seorang fisikawan dan ilmuwan terkenal lainya.
Karya-karya Ibnu Sina
- Qanun fi Thib (Canon of Medicine)(Terjemahan bebas:Aturan Pengobatan)
- Asy Syifa (terdiri dari 18 jilid berisi tentang berbagai macam ilmu pengetahuan)
- An Najat
Sabtu, 16 Juni 2012
Ciri-ciri Wanita Sholeha Menurut Al-qur'an
Tidak banyak syarat
yang dikenakan oleh Islam untuk seseorang wanita untuk menerima gelar solehah,
dan seterusnya menerima pahala syurga yang penuh kenikmatan dari Allah s.w.t.
Mereka hanya perlu memenuhi 2 syarat saja yaitu:
1. Taat kepada
Allah dan RasulNya
2. Taat kepada
suami
Perincian dari dua
syarat di atas adalah sebagai berikut:
1- Taat kepada
Allah dan RasulNya
Bagaimana yang dikatakan taat kepada Allah
s.w.t. ?
- Mencintai Allah
s.w.t. dan Rasulullah s.a.w. melebihi dari segala-galanya.
- Wajib menutup
aurat
- Tidak berhias dan
berperangai seperti wanita jahiliah
- Tidak bermusafir
atau bersama dengan lelaki dewasa kecuali ada bersamanya
- Sering membantu
lelaki dalam perkara kebenaran, kebajikan dan taqwa
- Berbuat baik
kepada ibu & bapa
- Sentiasa
bersedekah baik dalam keadaan susah ataupun senang
- Tidak berkhalwat
dengan lelaki dewasa
- Bersikap baik
terhadap tetangga
2. Taat kepada
suami
- Memelihara
kewajipan terhadap suami
- Sentiasa
menyenangkan suami
- Menjaga
kehormatan diri dan harta suaminya selama suami tiada di rumah.
- Tidak cemberut di
hadapan suami.
- Tidak menolak
ajakan suami untuk tidur
- Tidak keluar
tanpa izin suami.
- Tidak meninggikan
suara melebihi suara suami
- Tidak membantah
suaminya dalam kebenaran
- Tidak menerima
tamu yang dibenci suaminya.
- Sentiasa memelihara diri, kebersihan fisik
& kecantikannya serta rumah tangga
FAKTOR YANG
MERENDAHKAN MARTABAT WANITA
---------------------------------------
Sebenarnya puncak
rendahnya martabat wanita adalah datang dari faktor dalam. Bukanlah faktor luar
atau yang berbentuk material sebagaimana yang digembar-gemborkan oleh para
pejuang hak-hak palsu wanita.
Faktor-faktor
tersebut ialah:
1) Lupa mengingat
Allah
Kerana terlalu
sibuk dengan tugas dan kegiatan luar atau memelihara anak-anak, maka tidak
heran jika banyak wanita yang tidak menyadari bahwa dirinya telah lalai dari
mengingat Allah. Dan saat kelalaian ini pada hakikatnya merupakan saat yang
paling berbahaya bagi diri mereka, di mana syetan akan mengarahkan hawa nafsu
agar memainkan peranannya. Firman Allah s.w.t. di dalam surah al-Jathiah, ayat
23: artinya:
" Maka
sudahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan
Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmunya. Dan Allah telah mengunci mati
pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya."
Sabda Rasulullah
s.a.w.: artinya:
"Tidak
sempurna iman seseorang dari kamu, sehingga dia merasa cenderung kepada apa
yang telah aku sampaikan." (Riwayat Tarmizi)
Mengingati Allah
s.w.t. bukan saja dengan berzikir, tetapi termasuklah menghadiri majlis-majlis
ilmu.
2) Mudah tertipu
dengan keindahan dunia
Keindahan dunia dan
kemewahannya memang banyak menjebak wanita ke perangkapnya. Bukan itu saja,
malahan syetan dengan mudah memperalatkannya untuk menarik kaum lelaki agar sama-sama
bergelimang dengan dosa dan noda. Tidak sedikit yang sanggup durhaka kepada
Allah s.w.t. hanya kerana kenikmatan dunia yang terlalu sedikit. Firman Allah
s.w.t. di dalam surah al-An'am: artinya:
" Dan tidaklah
penghidupan dunia ini melainkan permainan dan kelalaian dan sesungguhnya negeri
akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa, oleh karena itu tidakkah
kamu berfikir."
3) Mudah terpedaya
dengan syahwat
4) Lemah iman
5) Bersikap suka
menunjuk-nunjuk.
Ad-dunya mata' ,
khoirul mata' al mar'atus sholich
Dunia adalah
perhiasan, perhiasan dunia yang baik adalah Wanita sholihah.
Kebenaran Tentang Hadist-hadist Palsu Yentang Fadhilah Surat Yasin
HADITS
DHA'IF DAN MAUDHU'
Adapun hadits-hadits yang semuanya dha'if (lemah) dan atau maudhu' (palsu) yang dijadikan dasar
tentang fadhilah surat Yasin
diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
"Artinya
: Siapa yang membaca surat Yasin dalam suatu malam, maka ketika ia bangun pagi
hari diampuni dosanya dan siapa yang membaca surat Ad-Dukhan pada malam Jum'at
maka ketika ia bangun pagi hari diampuni dosanya".
(Ibnul Jauzi, Al-Maudhu'at, 1/247).
Keterangan : Hadits ini Palsu.
Ibnul Jauzi
mengatakan, hadits ini dari semua jalannya adalah batil, tidak ada asalnya.
Imam Daruquthni berkata : Muhammad bin
Zakaria yang ada dalam sanad hadits ini adalah tukang memalsukan hadits.
(Periksa : Al-Maudhu'at, Ibnul Jauzi, I/246-247, Mizanul I'tidal III/549,
Lisanul Mizan V/168, Al-Fawaidul Majmua'ah hal. 268 No. 944).
2.
"Artinya
: Siapa yang membaca surat Yasin pada malam hari karena mencari keridhaan
Allah, niscaya Allah mengampuni dosanya".
Keterangan : Hadits ini Lemah.
Diriwayatkan
oleh Thabrani dalam kitabnya Mu'jamul Ausath dan As-Shaghir dari Abu Hurairah,
tetapi dalam sanadnya ada rawi Aghlab bin
Tamim. Kata Imam Bukhari, ia munkarul
hadits. Kata Ibnu Ma'in, ia tidak ada apa-apanya (tidak kuat). (Periksa :
Mizanul I'tidal I:273-274 dan Lisanul Mizan I : 464-465).
3.
"Artinya
: Siapa yang terus menerus membaca surat Yasin pada setiap malam, kemudian ia
mati maka ia mati syahid".
Keterangan : Hadits ini Palsu.
Hadits ini diriwayatkan oleh Thabrani dalam Mu'jam Shaghir dari Anas, tetapi dalam sanadnya ada Sa'id bin Musa Al-Azdy, ia seorang pendusta dan dituduh oleh Ibnu Hibban sering memalsukan hadits. (Periksa : Tuhfatudz Dzakirin, hal. 340, Mizanul I'tidal II : 159-160, Lisanul Mizan III : 44-45).
Hadits ini diriwayatkan oleh Thabrani dalam Mu'jam Shaghir dari Anas, tetapi dalam sanadnya ada Sa'id bin Musa Al-Azdy, ia seorang pendusta dan dituduh oleh Ibnu Hibban sering memalsukan hadits. (Periksa : Tuhfatudz Dzakirin, hal. 340, Mizanul I'tidal II : 159-160, Lisanul Mizan III : 44-45).
4.
"Artinya
: Siapa yang membaca surat Yasin pada permulaan siang (pagi hari) maka akan
diluluskan semua hajatnya".
Keterangan : Hadits ini Lemah.
Ia
diriwayatkan oleh Ad-Darimi dari jalur Al-Walid bin Syuja'. Atha' bin Abi Rabah, pembawa hadits ini
tidak pernah bertemu Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Sebab ia lahir sekitar
tahun 24H dan wafat tahun 114H.
(Periksa :
Sunan Ad-Darimi 2:457, Misykatul Mashabih, takhrij No. 2177, Mizanul I'tidal
III:70 dan Taqribut Tahdzib II:22).
5.
"Artinya
: Siapa yang membaca surat Yasin satu kali, seolah-olah ia membaca Al-Qur'an
dua kali". (Hadits Riwayat Baihaqi dalam Syu'abul Iman).
Keterangan : Hadits ini Palsu.
(Lihat
Dha'if Jamiush Shaghir, No. 5801 oleh Syaikh Al-Albani).
6.
"Artinya
: Siapa yang membaca surat Yasin satu kali, seolah-olah ia membaca Al-Qur'an
sepuluh kali". (Hadits Riwayat Baihaqi dalam Syu'abul Iman).
Keterangan : Hadits ini Palsu.
(Lihat
Dha'if Jami'ush Shagir, No. 5798 oleh Syaikh Al-Albani).
7.
"Artinya
: Sesungguhnya tiap-tiap sesuatu mempunyai hati dan hati (inti) Al-Qur'an itu
ialah surat Yasin. Siapa yang membacanya maka Allah akan memberikan pahala bagi
bacaannya itu seperti pahala membaca Al-Qur'an sepuluh kali".
Keterangan : Hadits ini Palsu.
Hadits ini
diriwayatkan oleh At-Tirmidzi (No. 3048) dan Ad-Darimi 2:456. Di dalamnya
terdapat Muqatil bin Sulaiman. Ayah
Ibnu Abi Hatim berkata : Aku mendapati hadits ini di awal kitab yang di susun
oleh Muqatil bin Sulaiman. Dan ini adalah hadits batil, tidak ada asalnya.
(Periksa : Silsilah Hadits Dha'if No. 169, hal. 202-203) Imam Waqi' berkata :
Ia adalah tukang dusta. Kata Imam Nasa'i : Muqatil bin Sulaiman sering dusta.
(Periksa :
Mizanul I'tidal IV:173).
8.
"Artinya
: Siapa yang membaca surat Yasin di pagi hari maka akan dimudahkan (untuknya)
urusan hari itu sampai sore. Dan siapa yang membacanya di awal malam (sore
hari) maka akan dimudahkan urusannya malam itu sampai pagi".
Keterangan : Hadits ini Lemah.
Hadits ini
diriwayatkan Ad-Darimi 2:457 dari jalur Amr bin Zararah. Dalam sanad hadits ini
terdapat Syahr bin Hausyab. Kata Ibnu
Hajar : Ia banyak memursalkan hadits dan banyak keliru. (Periksa : Taqrib
I:355, Mizanul I'tidal II:283).
9.
"Artinya
: Bacakanlah surat Yasin kepada orang yang akan mati di antara kamu".
Keterangan : Hadits ini Lemah.
Diantara
yang meriwayatkan hadits ini adalah Ibnu Abi Syaibah (4:74 cet. India), Abu
Daud No. 3121. Hadits ini lemah karena Abu
Utsman, di antara perawi hadits ini adalah seorang yang majhul (tidak diketahui), demikian pula
dengan ayahnya. Hadits ini juga mudtharib
(goncang sanadnya/tidak jelas).
10.
"Artinya
: Tidak seorang pun akan mati, lalu dibacakan Yasin di sisinya (maksudnya
sedang naza') melainkan Allah akan memudahkan (kematian itu) atasnya".
Keterangan : Hadits ini Palsu.
Hadits ini
diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dalam kitab Akhbaru Ashbahan I :188. Dalam sanad
hadits ini terdapat Marwan bin Salim Al
Jazari. Imam Ahmad dan Nasa'i berkata, ia tidak bisa dipercaya. Imam
Bukhari, Muslim dan Abu Hatim berkata, ia munkarul
hadits. Kata Abu 'Arubah Al Harrani, ia sering memalsukan hadits. (Periksa
: Mizanul I'tidal IV : 90-91).
Penjelasan
Abdullah bin Mubarak berkata : Aku berat
sangka bahwa orang-orang zindiq (yang
pura-pura Islam) itulah yang telah membuat riwayat-riwayat itu (hadits-hadits
tentang fadhilah surat-surat
tertentu). Dan Ibnu Qayyim Al-Jauziyah berkata : Semua hadits yang mengatakan,
barangsiapa membaca surat ini akan diberikan ganjaran begini dan begitu SEMUA HADITS TENTANG ITU ADALAH PALSU.
Sesungguhnya orang-orang yang memalsukan hadits-hadits itu telah mengakuinya
sendiri. Mereka berkata, tujuan kami membuat hadits-hadits palsu adalah agar
manusia sibuk dengan (membaca surat-surat tertentu dari Al-Qur'an) dan
menjauhkan mereka dari isi Al-Qur'an yang lain, juga kitab-kitab selain
Al-Qur'an. (Periksa : Al-Manarul Munffish Shahih Wadh-Dha'if, hal. 113-115).
KHATIMAH
Dengan demikian jelaslah bahwa hadit-hadits
tentang fadhilah dan keutamaan surat
Yasin, semuanya LEMAH dan PALSU. Oleh karena itu, hadits-hadits
tersebut tidak dapat dijadikan hujjah
untuk menyatakan keutamaan surat ini dan surat-surat yang lain, dan tidak bisa
pula untuk menetapkan ganjaran atau penghapusan dosa bagi mereka yang membaca
surat ini. Memang ada hadits-hadits shahih tentang keutamaan surat Al-Qur'an
selain surat Yasin, tetapi tidak menyebut soal pahala.
Wallahu A'lam.
Jumat, 15 Juni 2012
Kunci Hidup Sukses
Bagaimana kita memahami pengertian hidup sukses? Dari mana harus
memulainya ketika kita ingin segera diperjuangkan? Tampaknya tidak
terlalu salah bila ada orang yang telah berhasil menempuh jenjang
pendidikan tinggi, bahkan lulusan luar negeri, lalu menganggap dirinya
orang sukses. Mungkin juga seseorang yang gagal dalam menempuh jalur
pendidikan formal belasan tahun lalu, tetapi saat ini berani menepuk
dada karena yakin bahwa dirinya telah mencapai sukses. Mengapa demikian?
Karena, ia telah memilih dunia wirausaha, lalu berusaha keras tanpa
mengenal lelah, sehingga mewujudlah segala buah jerih payahnya itu dalam
belasan perusahaan besar yang menguntungkan.
Seorang ayah dihari tuanya tersenyum puas karena telah berhasil mengayuh bahtera rumah tangga yang tentram dan bahagia, sementara anak anaknya telah ia antar ke gerbang cakrawala keberhasilan hidup yang mandiri. Seorang kiai atau mubaligh juga berusaha mensyukuri kesuksesan hidupnya ketika jutaan umat telah menjadi jamaahnya yang setia dan telah menjadikannya sebagai panutan, sementara pesantrennya selalu dipenuh sesaki ribuan santri. Pendek kata, adalah hak setiap orang untuk menentukan sendiri dari sudut pandang mana ia melihat kesuksesan hidup. Akan tetapi, dari sudut pandang manakah seyogyanya seorang muslim dapat menilik dirinya sebagai orang yang telah meraih hidup sukses dalam urusan dunianya?
Membangun Fondasi
Kalau kita hendak membangun rumah, maka yang perlu terlebih dahulu dibuat dan diperkokoh adalah fondasinya. Karena, fondasi yang tidak kuat sudah dapat dipastikan akan membuat bangunan cepat ambruk kendati dinding dan atapnya dibuat sekuat dan sebagus apapun. Sering terjadi menimpa sebuah perusahaan, misalnya yang asalnya memiliki kinerja yang baik, sehingga maju pesat, tetapi ternyata ditengah jalan rontok. Padahal, perusahaan tersebut tinggal satu dua langkah lagi menjelang sukses. Mengapa bisa demikian? ternyata faktor penyebabnya adalah karena didalamnya merajalela ketidakjujuran, penipuan, intrik dan aneka kezhaliman lainnya.
Tak jarang pula terjadi sebuah keluarga tampak berhasil membina rumah tangga dan berkecukupan dalam hal materi. Sang suami sukses meniti karir dikantornya, sang isteri pandai bergaul ditengah masyarakat, sementara anak-anaknya pun berhasil menempuh jenjang studi hingga ke perguruan tinggi, bahkan yang sudah bekerjapun beroleh posisi yang bagus. Namun apa yang terjadi kemudian?
Suatu ketika hancurlah keutuhan rumah tangganya itu karena beberapa faktor yang mungkin mental mereka tidak sempat dipersiapkan sejak sebelumnya untuk menghadapinya. Suami menjadi lupa diri karena harta, gelar, pangkat dan kedudukannya, sehingga tergelincir mengabaikan kesetiaannya kepada keluarga. Isteripun menjadi lupa akan posisinya sendiri, terjebak dalam prasangka, mudah iri terhadap sesamanya dan bahkan menjadi pendorong suami dalam berbagai perilaku licik dan curang. Anak-anakpun tidak lagi menemukan ketenangan karena sehari-hari menonton keteladanan yang buruk dan menyantap harta yang tidak berkah.
Lalu apa yang harus kita lakukan untuk merintis sesuatu secara baik? Alangkah indah dan mengesankan kalau kita meyakini satu hal, bahwa tiada kesuksesan yang sesungguhnya, kecuali kalau Allah Azza wa Jalla menolong segala urusan kita. Dengan kata lain apabila kita merindukan dapat meraih tangga kesuksesan, maka segala aspek yang berkaitan dengan dimensi sukses itu sendiri harus disandarkan pada satu prinsip, yakni sukses dengan dan karena pertolongan-Nya. Inilah yang dimaksud dengan fondasi yang tidak bisa tidak harus diperkokoh sebelum kita membangun dan menegakkan mernara gading kesuksesan.
Sunnatullah dan Inayatullah
Terjadinya sesoang bisa mencapai sukses atau terhindar dari sesuatu yang tidak diharapkannya, ternyata amat bergantung pada dua hal yakni sunnatullah dan inayatullah. Sunatullah artinya sunnah-sunnah Allah yang mewujud berupa hukum alam yang terjadinya menghendaki proses sebab akibat, sehingga membuka peluang bagi perekayasaan oleh perbuatan manusia. Seorang mahasiswa ingin menyelesaikan studinya tepat waktu dan dengan predikat memuaskan. Keinginan itu bisa tercapai apabila ia bertekad untuk bersungguh-sungguh dalam belajarnya, mempersiapkan fisik dan pikirannya dengan sebaik-baiknya, lalu meningkatkan kuantitas dan kualitas belajarnya sedemikian rupa, sehingga melebihi kadar dan cara belajar yang dilakukan rekan-rekannya. Dalam konteks sunnatullah, sangat mungkin ia bisa meraih apa yang dicita-citakannya itu.
Akan tetapi, ada bis yang terjatuh ke jurang dan menewaskan seluruh penumpangnya, tetapi seorang bayi selamat tanpa sedikitpun terluka. Seorang anak kecil yang terjatuh dari gedung lantai ketujuh ternyata tidak apa-apa, padahal secara logika terjatuh dari lantai dua saja ia bisa tewas. Sebaliknya, mahasiswa yang telah bersungguh-sungguh berikhtiar tadi, bisa saja gagal total hanya karena Allah menakdirkan ia sakit parah menjelang masa ujian akhir studinya, misalnya. Segala yang mustahil menurut akal manusia sama sekali tidak ada yang mustahil bila inayatullah atau pertolongan Allah telah turun.
Demikian pula kalau kita berbisnis hanya mengandalkan ikhtiar akal dan kemampuan saja, maka sangat mungkin akan beroleh sukses karena toh telah menetapi prasyarat sunnatullah. Akan tetapi, bukankah rencana manusia tidak mesti selalu sama dengan rencana Allah. Dan adakah manusia yang mengetahui persis apa yang menjadi rencana Nya atas manusia? Boleh saja kita berjuang habis-habisan karena dengan begitu orang kafirpun toh beroleh kesuksesan. Akan tetapi, kalau ternyata Dia menghendaki lain lantas kita mau apa? mau kecewa? kecewa sama sekali tidak mengubah apapun. Lagipula, kecewa yang timbul dihati tiada lain karena kita amat menginginkan rencana Allah itu selalu sama dengan rencana kita. Padahal Dialah penentu segala kejadian karena hanya Dia yang Maha Mengetahui hikmah dibalik segala kejadian.
Rekayasa Diri
Apa kuncinya? Kuncinya adalah kalau kita menginginkan hidup sukses di dunia, maka janganlah hanya sibuk merekayasa diri dan keadaan dalam rangka ikhtiar dhahir semata, tetapi juga rekayasalah diri kita supaya menjadi orang yang layak ditolong oleh Allah. Ikhtiar dhahir akan menghadapkan kita pada dua pilihan, yakni tercapainya apa yang kita dambakan - karena faktor sunnatullah tadi - namun juga tidak mustahil akan berujung pada kegagalan kalau Allah menghendaki lain.
Lain halnya kalau ikhtiar dhahir itu diseiringkan dengan ikhtiar bathin.
Mengawalinya dengan dasar niat yang benar dan ikhlas semata mata demi ibadah kepada Allah. Berikhtiar dengan cara yang benar, kesungguhan yang tinggi, ilmu yang tepat sesuai yang diperlukan, jujur, lurus, tidak suka menganiaya orang lain dan tidak mudah berputus asa. Senantiasa menggantungkan harap hanya kepada Nya semata, seraya menepis sama sekali dari berharap kepada makhluk. Memohon dengan segenap hati kepada Nya agar bisa sekiranya apa-apa yang tengah diikhtiarkan itu bisa membawa maslahat bagi dirinya mapun bagi orang lain, kiranya Dia berkenan menolong memudahkan segala urusan kita. Dan tidak lupa menyerahkan sepenuhnya segala hasil akhir kepada Dia Dzat Maha Penentu segala kejadian. Bila Allah sudah menolong, maka siapa yang bisa menghalangi pertolongan-Nya? Walaupun bergabung jin dan manusia untuk menghalangi pertolongan yang diturunkan Allah atas seorang hamba Nya sekali-kali tidak akan pernah terhalang karena Dia memang berkewajiban menolong hamba-hambaNya yang beriman.
"Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu. Jika Allah membiarkan kamu
(tidak memberikan pertolongan) maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal" (QS Ali Imran (3) : 160).
From : K.H Abdullah Gymnastiar
Seorang ayah dihari tuanya tersenyum puas karena telah berhasil mengayuh bahtera rumah tangga yang tentram dan bahagia, sementara anak anaknya telah ia antar ke gerbang cakrawala keberhasilan hidup yang mandiri. Seorang kiai atau mubaligh juga berusaha mensyukuri kesuksesan hidupnya ketika jutaan umat telah menjadi jamaahnya yang setia dan telah menjadikannya sebagai panutan, sementara pesantrennya selalu dipenuh sesaki ribuan santri. Pendek kata, adalah hak setiap orang untuk menentukan sendiri dari sudut pandang mana ia melihat kesuksesan hidup. Akan tetapi, dari sudut pandang manakah seyogyanya seorang muslim dapat menilik dirinya sebagai orang yang telah meraih hidup sukses dalam urusan dunianya?
Membangun Fondasi
Kalau kita hendak membangun rumah, maka yang perlu terlebih dahulu dibuat dan diperkokoh adalah fondasinya. Karena, fondasi yang tidak kuat sudah dapat dipastikan akan membuat bangunan cepat ambruk kendati dinding dan atapnya dibuat sekuat dan sebagus apapun. Sering terjadi menimpa sebuah perusahaan, misalnya yang asalnya memiliki kinerja yang baik, sehingga maju pesat, tetapi ternyata ditengah jalan rontok. Padahal, perusahaan tersebut tinggal satu dua langkah lagi menjelang sukses. Mengapa bisa demikian? ternyata faktor penyebabnya adalah karena didalamnya merajalela ketidakjujuran, penipuan, intrik dan aneka kezhaliman lainnya.
Tak jarang pula terjadi sebuah keluarga tampak berhasil membina rumah tangga dan berkecukupan dalam hal materi. Sang suami sukses meniti karir dikantornya, sang isteri pandai bergaul ditengah masyarakat, sementara anak-anaknya pun berhasil menempuh jenjang studi hingga ke perguruan tinggi, bahkan yang sudah bekerjapun beroleh posisi yang bagus. Namun apa yang terjadi kemudian?
Suatu ketika hancurlah keutuhan rumah tangganya itu karena beberapa faktor yang mungkin mental mereka tidak sempat dipersiapkan sejak sebelumnya untuk menghadapinya. Suami menjadi lupa diri karena harta, gelar, pangkat dan kedudukannya, sehingga tergelincir mengabaikan kesetiaannya kepada keluarga. Isteripun menjadi lupa akan posisinya sendiri, terjebak dalam prasangka, mudah iri terhadap sesamanya dan bahkan menjadi pendorong suami dalam berbagai perilaku licik dan curang. Anak-anakpun tidak lagi menemukan ketenangan karena sehari-hari menonton keteladanan yang buruk dan menyantap harta yang tidak berkah.
Lalu apa yang harus kita lakukan untuk merintis sesuatu secara baik? Alangkah indah dan mengesankan kalau kita meyakini satu hal, bahwa tiada kesuksesan yang sesungguhnya, kecuali kalau Allah Azza wa Jalla menolong segala urusan kita. Dengan kata lain apabila kita merindukan dapat meraih tangga kesuksesan, maka segala aspek yang berkaitan dengan dimensi sukses itu sendiri harus disandarkan pada satu prinsip, yakni sukses dengan dan karena pertolongan-Nya. Inilah yang dimaksud dengan fondasi yang tidak bisa tidak harus diperkokoh sebelum kita membangun dan menegakkan mernara gading kesuksesan.
Sunnatullah dan Inayatullah
Terjadinya sesoang bisa mencapai sukses atau terhindar dari sesuatu yang tidak diharapkannya, ternyata amat bergantung pada dua hal yakni sunnatullah dan inayatullah. Sunatullah artinya sunnah-sunnah Allah yang mewujud berupa hukum alam yang terjadinya menghendaki proses sebab akibat, sehingga membuka peluang bagi perekayasaan oleh perbuatan manusia. Seorang mahasiswa ingin menyelesaikan studinya tepat waktu dan dengan predikat memuaskan. Keinginan itu bisa tercapai apabila ia bertekad untuk bersungguh-sungguh dalam belajarnya, mempersiapkan fisik dan pikirannya dengan sebaik-baiknya, lalu meningkatkan kuantitas dan kualitas belajarnya sedemikian rupa, sehingga melebihi kadar dan cara belajar yang dilakukan rekan-rekannya. Dalam konteks sunnatullah, sangat mungkin ia bisa meraih apa yang dicita-citakannya itu.
Akan tetapi, ada bis yang terjatuh ke jurang dan menewaskan seluruh penumpangnya, tetapi seorang bayi selamat tanpa sedikitpun terluka. Seorang anak kecil yang terjatuh dari gedung lantai ketujuh ternyata tidak apa-apa, padahal secara logika terjatuh dari lantai dua saja ia bisa tewas. Sebaliknya, mahasiswa yang telah bersungguh-sungguh berikhtiar tadi, bisa saja gagal total hanya karena Allah menakdirkan ia sakit parah menjelang masa ujian akhir studinya, misalnya. Segala yang mustahil menurut akal manusia sama sekali tidak ada yang mustahil bila inayatullah atau pertolongan Allah telah turun.
Demikian pula kalau kita berbisnis hanya mengandalkan ikhtiar akal dan kemampuan saja, maka sangat mungkin akan beroleh sukses karena toh telah menetapi prasyarat sunnatullah. Akan tetapi, bukankah rencana manusia tidak mesti selalu sama dengan rencana Allah. Dan adakah manusia yang mengetahui persis apa yang menjadi rencana Nya atas manusia? Boleh saja kita berjuang habis-habisan karena dengan begitu orang kafirpun toh beroleh kesuksesan. Akan tetapi, kalau ternyata Dia menghendaki lain lantas kita mau apa? mau kecewa? kecewa sama sekali tidak mengubah apapun. Lagipula, kecewa yang timbul dihati tiada lain karena kita amat menginginkan rencana Allah itu selalu sama dengan rencana kita. Padahal Dialah penentu segala kejadian karena hanya Dia yang Maha Mengetahui hikmah dibalik segala kejadian.
Rekayasa Diri
Apa kuncinya? Kuncinya adalah kalau kita menginginkan hidup sukses di dunia, maka janganlah hanya sibuk merekayasa diri dan keadaan dalam rangka ikhtiar dhahir semata, tetapi juga rekayasalah diri kita supaya menjadi orang yang layak ditolong oleh Allah. Ikhtiar dhahir akan menghadapkan kita pada dua pilihan, yakni tercapainya apa yang kita dambakan - karena faktor sunnatullah tadi - namun juga tidak mustahil akan berujung pada kegagalan kalau Allah menghendaki lain.
Lain halnya kalau ikhtiar dhahir itu diseiringkan dengan ikhtiar bathin.
Mengawalinya dengan dasar niat yang benar dan ikhlas semata mata demi ibadah kepada Allah. Berikhtiar dengan cara yang benar, kesungguhan yang tinggi, ilmu yang tepat sesuai yang diperlukan, jujur, lurus, tidak suka menganiaya orang lain dan tidak mudah berputus asa. Senantiasa menggantungkan harap hanya kepada Nya semata, seraya menepis sama sekali dari berharap kepada makhluk. Memohon dengan segenap hati kepada Nya agar bisa sekiranya apa-apa yang tengah diikhtiarkan itu bisa membawa maslahat bagi dirinya mapun bagi orang lain, kiranya Dia berkenan menolong memudahkan segala urusan kita. Dan tidak lupa menyerahkan sepenuhnya segala hasil akhir kepada Dia Dzat Maha Penentu segala kejadian. Bila Allah sudah menolong, maka siapa yang bisa menghalangi pertolongan-Nya? Walaupun bergabung jin dan manusia untuk menghalangi pertolongan yang diturunkan Allah atas seorang hamba Nya sekali-kali tidak akan pernah terhalang karena Dia memang berkewajiban menolong hamba-hambaNya yang beriman.
"Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu. Jika Allah membiarkan kamu
(tidak memberikan pertolongan) maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakal" (QS Ali Imran (3) : 160).
From : K.H Abdullah Gymnastiar
Langganan:
Postingan (Atom)